Home > Bugar

Ahli Jelaskan Perbedaan Anak Stunting dan Gizi Buruk, Berikut Pencegahannya

Memahami perbedaan keduanya menjadi langkah penting bagi orang tua dalam menjaga kesehatan dan pertumbuhan si kecil.
Petugas mengukur lingkar kepala balita dalam program percepatan penurunan stunting di Indonesia (ilustrasi). Gambar: Republika
Petugas mengukur lingkar kepala balita dalam program percepatan penurunan stunting di Indonesia (ilustrasi). Gambar: Republika

DIAGNOSA -- Stunting (kerdil) dan gizi buruk pada anak adalah dua kondisi yang berbeda. Memahami perbedaan keduanya menjadi langkah penting bagi orang tua dalam menjaga kesehatan dan pertumbuhan si kecil.

Ahli gizi masyarakat di Dr Tan & Remanlay Institute, dr Tan Shot Yen menjelaskan perbedaan antara stunting dan gizi buruk pada anak, serta langkah-langkah efektif untuk mencegahnya. Menurut dr Tan, stunting bukanlah hasil dari anak yang tiba-tiba tidak makan atau karena faktor keturunan.

Stunting (bisa) dilihat dari tinggi badan menurut umur,” kata dr Tan seperti dilansir Republika.co.id, Senin (5/2/2024).

Sementara gizi buruk adalah kondisi ketika berat badan anak berada di kurva -2SD dari kurva optimal. Gizi buruk belum tentu menyebabkan stunting jika tinggi badan masih normal atau di atas -2SD pada kurva tinggi badan menurut umur.

Meskipun kedua kondisi ini berkaitan dengan status gizi anak, namun poin fokus pada indikator pertumbuhan yang digunakan berbeda.

Stunting

Dokter Tan mengatakan, penting untuk memahami perbedaan antara tinggi badan secara genetik dan stunting. Kekerdilan memiliki riwayat gangguan gizi, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak, mulai dari dalam kandungan hingga usia 2 tahun.

1.000 hari ini adalah periode panjang yang memerlukan perhatian khusus untuk memperbaiki kondisi yang melenceng, memeriksa apakah anak sesuai dengan jalur pertumbuhan yang benar, mencari dukungan dan bantuan, serta menghindari terlena dan menganggap remeh. Dia juga menyatakan, stunting dilihat dari tinggi badan menurut umur, yang menunjukkan masalah jangka panjang dalam hal pertumbuhan.

"Berat badan anak hanya menunjukkan asupan gizi jangka pendek, sementara tinggi badan berkaitan dengan masalah jangka panjang," kata dia. Karena itu, anak yang gemuk pun bisa mengalami stunting, jika berat badannya tidak sejalan dengan pertumbuhan tinggi badan.

Dr Tan menegaskan, orang tua memiliki 1.000 hari sejak bayi dikandung hingga usia 2 tahun untuk mencegah stunting. Jika berat badan tidak naik selama beberapa bulan, itu tidak akan langsung menyebabkan stunting, selama ibu belajar dari pengalaman dan mencari penyebabnya.

Untuk tindakan efektif pencegahan stunting, dr Tan memberikan beberapa langkah sebagai berikut:

- Pastikan bahan pangan MPASI adalah bahan utama yang dibutuhkan, mengandung lemak sehat dan tinggi zat besi.

- Hati-hati dengan ide-ide dari internet atau nasehat selebriti, dan konsisten dengan apa yang telah berjalan baik.

- Berikan makanan sesuai dengan perkembangan bayi, seperti finger food, untuk merangsang proses pengunyahan.

- Perhatikan kreativitas dalam memilih makanan dan sumber nutrisi, dan hindari bahan yang sulit dicerna oleh anak. Sumber: Republika

× Image