Home > Sains

Kedalaman Seorang Psikopat, Bisa Menipu dengan 2 Jenis Empati

Orang dengan sifat psikopat sering kali kesulitan dengan empati emosional, namun mereka biasanya mahir dalam empati kognitif dan dapat menggunakannya untuk memanipulasi orang.
Ilustrasi seorang psikopat. Sumber:Gambar: Meetdoctor via Republika
Ilustrasi seorang psikopat. Sumber:Gambar: Meetdoctor via Republika

DIAGNOSA -- Orang dengan psikopat sering kali memiliki sifat-sifat seperti egosentris, manipulatif, kasar, dan mungkin kriminal. Namun bisakah orang yang menunjukkan karakteristik ini mengatasinya dan belajar bagaimana ia merasakan empati?

Sebelum mendalami pertanyaan ini, penting diketahui bahwa definisi medis dari psikopat sangatlah rumit. Para ahli masih memperdebatkan apa yang harus dicakup oleh istilah ini.

“Psikopat bukanlah diagnosis itu sendiri,” kata Katarina Howner, ahli saraf di Institut Karolinska, Swedia kepada Live Science.

Howner mengatakan, psikopat adalah gangguan kepribadian yang sangat erat kaitannya dengan perilaku antisosial dan kriminal. Seperti gangguan kepribadian lainnya, kondisi ini diidentifikasi melalui wawancara riwayat hidup, di mana profesional psikiater menyelidiki setiap aspek kehidupan seseorang, mencari pola ciri-ciri psikopat, seperti sifat tidak berperasaan dan agresi yang cepat dipicu.

Individu dengan psikopat mempunyai risiko yang sangat tinggi melakukan kejahatan dengan kekerasan atau melakukan pelanggaran kembali setelah dibebaskan dari penjara. “Orang dengan sifat psikopat sangat fokus pada diri sendiri dan kebutuhannya sendiri,” jelas Howner.

Mereka kurang memiliki empati dan tidak merasakan rasa malu atau bersalah. Ada sifat muluk-muluk dan impulsif, artinya mereka berpikir dapat melakukan apa pun tanpa konsekuensi.

Namun, bukan berarti penderita psikopat tidak memiliki empati sama sekali. Psikolog membagi emosi kompleks tersebut menjadi beberapa subkategori berbeda.

1. Empati afektif

Empati afektif atau emosional adalah saat Anda merasakan emosi yang ditunjukkan kepada orang lain. Artinya, Anda memiliki semacam resonansi emosional pada orang lain. "Dan itu adalah sesuatu yang dihadapi oleh psikopat,” kata Howner.

2. Empati kognitif

Empati kognitif lebih seperti mentalisasi. Artinya, Anda bisa memikirkan bagaimana orang lain berpikir atau merasakan. Psikopat biasanya pandai dalam hal ini dan menggunakannya untuk memanipulasi orang.

Kurangnya empati emosional itulah yang membuat individu psikopat tampak dingin dan kejam. Namun, penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa orang dengan psikopat memiliki kapasitas untuk mengalami empati jenis ini dalam kondisi yang tepat.

“Ketika Anda dengan sengaja memfokuskan orang-orang dengan psikopat agar memberi label emosi dalam sebuah foto dengan cara yang jelas (artinya wajah menunjukkan 100 persen emosi tersebut), mereka dapat melakukannya secara akurat,” kata Arielle Baskin-Sommers, seorang psikolog di Universitas Yale.

× Image