Ini Penyebab Pasien Kanker Sulit Sembuh Walaupun ke Dokter
DIAGNOSA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan pentingnya deteksi dini penyakit kanker. Sebab, kanker masih menjadi penyebab kematian paling menakutkan di dunia.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, 90 persen pasien kanker di dunia sulit sembuh. Alasannya bukan karena medis, melainkan keterlambatan perawatan.
“Sebagian besar pasien baru mencari pertolongan medis ketika kanker sudah mencapai stadium lanjut. Akibatnya, 90 persen penderita kanker tidak mendapatkan pengobatan optimal yang kemudian dapat berujung pada kematian,” kata Maxi seperti dilansir Republika.co.id, Senin, 26 Feb 2024.
Kanker telah menjadi salah satu masalah kesehatan tertinggi di dunia, termasuk Indonesia. Trennya terus meningkat sejak tahun 2008, dan diperkirakan pada 2040 akan ada 29,5 juta kasus baru dan 16,3 juta kematian akibat kanker.
Tetapi, ia menegaskan, dengan perkembangan inovasi obat dan teknologi untuk deteksi kanker, kanker bukan lagi sesuatu yang perlu ditakutkan, asalkan skrining kanker dilakukan sejak dini dan secara rutin. Apabila kanker dapat dideteksi pada stadium awal, tingkat kesembuhan pasien bisa jauh lebih tinggi dibandingkan stadium lanjut.
Menurut Maxi, saat ini pemerintah semakin meningkatkan upaya dalam program skrining kanker. Siapa pun bisa pergi ke Puskesmas dan menjalani pemeriksaan kanker paru-paru, kanker payudara, dan kanker serviks.
“Kami baru saja menambahkan program skrining kanker paru-paru. Saat ini, siapapun bisa melakukan skrining kanker paru-paru di Puskesmas secara gratis, dan jika berisiko tinggi, pemerintah akan menanggung biayanya untuk mendapatkan skrining yang lebih menyeluruh dengan menggunakan CT scan Dosis Rendah di rumah sakit tersebut,” kata Maxi lagi.
Saat ini, Kemenkes bermitra dengan AstraZeneca untuk mengatasi kesenjangan dalam perawatan kanker. Skrining kanker memainkan peranan penting dalam memberikan hasil terbaik bagi pasien serta mengurangi angka kematian.