Home > Info Sehat

Gejala, Penyebab, Pencegahan dan Pengobatan Stres

Penyebab stres bisa berasal dari diri sendiri maupun faktor lingkungan
Ilustrasi. Islam memberikan penawar stres dan kecemasan. Gambar: Republika

DIAGNOSA -- Masih banyak orang menganggap stres itu negatif, sehingga mencari berbagai cara untuk menghindari stres. Padahal, menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO, stres adalah respon alami manusia saat menghadapi tekanan atau perubahan dalam kehidupan. Setiap orang pasti akan mengalami stres, namun cara kita merespon stres lah yang akan menentukan kesehatan mental kita. Apa itu stres?

Stres adalah sebuah kondisi yang dirasakan saat seseorang menghadapi tantangan, atau berada dalam situasi yang mengharuskan kita menyesuaikan diri secara cepat dengan sebuah perubahan. Ketika stres membuat kita menjadi lebih terpacu dan termotivasi, stres ini dinamakan eustress atau stress yang positif. Eustress bermanfaat dalam memacu kreativitas, menimbulkan inspirasi dan rasa bahagia, serta menyehatkan tubuh. Eustress diperlukan, misalnya untuk membantu kita menyelesaikan pekerjaan sebelum tenggat waktu yang diberikan, mengejar prestasi atau pencapaian dan lain sebagainya.

Sebaliknya, distress adalah stres negatif yang timbul ketika kita tidak sanggup mengatasi tekanan atau tantangan yang dihadapi. Distress adalah perasaan tidak nyaman, kewalahan, cemas, dan gelisah, yang jika berkelanjutan dengan intensitas tinggi, lama kelamaan akan merusak kesehatan mental.

Jenis Stres

Stres negatif atau distress terbagi menjadi 2 jenis berdasarkan lama berlangsungnya, yaitu stres akut dan stres kronis:

1. Stres Akut

Stres akut terjadi ketika kita dihadapkan pada situasi yang mendesak atau membahayakan, seperti berada di jalan yang sangat macet dan berpotensi membuat kita terlambat, atau melihat orang menyeberang jalan, sehingga harus menginjak rem dengan cepat. Stres jenis ini biasanya berlangsung dalam jangka pendek, mudah ditangani, dan akan mereda dengan sendirinya jika pemicu stres sudah hilang.

2. Stres Kronis

Stres kronis berlangsung lebih lama, hingga berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Contohnya, menghadapi masalah keuangan, konflik dalam rumah tangga atau tempat kerja. Seringkali orang tidak menganggap jenis stres ini serius, bahkan menjadi terbiasa. Namun, jika tidak dituntaskan, stres kronis dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, baik fisik maupun emosional.

Gejala-Gejala Stres

Penyebab stres bisa berasal dari diri sendiri maupun faktor lingkungan. Saat mengalami stres, tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol dan adrenalin, yang memicu reaksi dalam tubuh seperti jantung berdetak lebih cepat, otot menegang, napas lebih cepat, tekanan darah dan sinyal kewaspadaan meningkat.

Berikut adalah ciri-ciri orang yang mengalami stres, dibagi berdasarkan gejala-gejalanya, yaitu

1. Gejala Psikis

a. Mudah merasa frustasi dan marah

b.Suasana hati berubah-ubah.

c. Merasa bingung dan tidak berguna.

d.Pikiran dan perasaan tidak tenang.

e.Menghindar dari orang lain.

f. Depresi.

2. Gejala Fisik

a. Pusing dan mual.

b.Lemas.

c. Diare atau sembelit.

d.Gangguan tidur atau tidak bisa tidur (insomnia).

e.Gangguan pencernaan, seperti masalah gastritis, usus besar dan GERD.

f. Obesitas dan penyakit kardiovaskular.

g. Perubahan berat badan.

h.Berkeringat.

i. Gairah dan kemampuan seksual menurun.

j. Mulut kering dan sulit menelan.

k. Telinga sering berdenging.

l. Tubuh gemetar dan jantung berdebar.

3. Gejala Kognitif

a. Kesulitan untuk fokus.

b.Mudah lupa.

c. Pesimis dan berpikiran negatif.

d.Kesulitan dalam mengambil keputusan.

4. Gejala Perilaku

a. Cenderung menghindar dari tanggung jawab.

b.Gugup atau resah.

c. Kecanduan merokok atau minuman beralkohol.

d.Segera kunjungi fasilitas pelayanan kesehatan untuk meminta bantuan dokter, psikiater atau tenaga kesehatan, jika mengalami atau menemui gejala-gejala berikut ini.

e.Tidak bisa mengendalikan rasa takut dan panik.

f. Tidak mampu beraktivitas sehari-hari.

Penyebab Stres

Stres bisa terjadi pada siapa saja dan penyebabnya juga bisa bermacam-macam, seperti:

1.Beban Kerja

Beban kerja yang tidak realistis, tuntutan tinggi di tempat kerja disertai kurangnya kendali terhadap pekerjaan dan kurangnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dapat memicu timbulnya stres.

2. Krisis Ekonomi

Masalah keuangan atau hutang yang menumpuk dapat menimbulkan kecemasan dan tekanan dalam diri seseorang.

3. Peristiwa Buruk

Peristiwa buruk yang dialami seperti kehilangan pekerjaan, perceraian, kematian orang yang dicintai dan sejenisnya dapat menimbulkan distres.

4. Penyakit Kronis

Mengidap penyakit atau gangguan kesehatan kronis serta cedera, yang bersifat jangka panjang, dapat menjadi sumber stres.

5. Ketidakpastian

Kekhawatiran dan rasa tidak aman terhadap masa depan, pendidikan atau karir dapat menciptakan ketegangan emosional.

6. Lingkungan Tidak Aman

Kondisi lingkungan yang tidak aman dan tidak stabil, seperti area konflik, peperangan dan kerusuhan, atau mengalami bencana alam, dapat menimbulkan stres dan ketidaknyamanan.

Faktor Risiko Stres

Pada kebanyakan orang, stres akan mereda dengan sendirinya jika situasi yang dialami membaik, atau jika kita sudah bisa beradaptasi dengan situasi yang menimbulkan stres. Meski demikian, ada kelompok orang-orang yang lebih rentan mengalami stres, yaitu orang-orang yang:

1. Tidak bisa tidur atau mengalami gangguan tidur.

2. Asupan nutrisinya tidak cukup atau tidak sesuai dengan kebutuhan.

3. Kondisi kesehatan fisik dan mentalnya tidak baik.

4. Memiliki trauma pada masa lalu.

5. Memiliki riwayat gangguan kesehatan mental.

Kelola Stres dengan Baik

Stres tidak dapat dihilangkan, tapi bisa diredakan. Cara meredakan stres yang paling efektif adalah mengelolanya dengan baik. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengelola stres.

1. Konseling atau Curhat

Ungkapkan beban pikiran dan perasaan Anda kepada orang terdekat atau orang yang Anda percaya. Anda pun bisa melakukan konseling dan meminta bantuan kepada tenaga kesehatan dan psikiater.

2. Mengonsumsi Makanan Sehat

Cara lain meredakan stres adalah dengan menjaga kesehatan dan mencukupi kebutuhan nutrisi dengan makanan bergizi. Hindari makanan dan minuman yang dapat memicu stres, seperti alkohol, gula, makanan dan minuman yang tinggi kadar garam dan kafein.

Perbanyak ikan, buah-buahan, sayuran, biji-bijian dan kacang-kacangan, khususnya yang kaya akan vitamin B dan magnesium, yang berperan dalam mengatur suasana hati.

3. Berolahraga dan Beraktivitas Fisik

Saat berolahraga dan bergerak, tubuh mengeluarkan hormon endorfin yang dapat membuat tubuh lebih rileks dan membuat suasana hati lebih baik. Berolahraga juga dapat mengalihkan pikiran Anda dari hal-hal yang selama ini mengganggu.

Lakukan olahraga atau aktivitas fisik secara rutin minimal 30 menit selama 5 kali dalam seminggu. Beberapa jenis olahraga yang bisa dilakukan antara lain jalan santai, jogging, bersepeda, atau berenang. Anda pun bisa melakukan kegiatan rumah tangga, seperti membersihkan rumah atau berkebun.

4. Lakukan Kegiatan yang Anda Minati

Melakukan kegiatan menyenangkan sesuai hobi, seperti membaca buku, memasak, bermain musik, melukis, menyanyi dan menari, atau bermain dengan binatang peliharaan dapat memicu keluarnya hormon dopamin. Hormon dopamin adalah hormon bahagia yang dapat membuat tubuh lebih rileks dan pikiran tenang.

5. Berpikir Positif dan Tenang

Selalu berusaha dan mencoba mencari hal-hal positif dari kejadian atau tantangan yang Anda alami. Meditasi dapat membantu Anda untuk fokus pada pikiran positif dan menenangkan diri. Saat melakukan meditasi, hormon kortisol dalam tubuh akan menurun, sehingga Anda menjadi lebih rileks dan tenang.

6. Tidur Cukup

Kurangnya waktu dan kualitas tidur dapat menurunkan suasana hati, energi dan konsentrasi. Saat tidur otak dan tubuh beristirahat. Buatlah rutinitas tidur yang baik, seperti meredupkan lampu, menghindari pemakaian gadget minimal satu jam sebelum tidur, dan tidur pada waktu yang sama secara konsisten. Anda pun dapat memasang aromaterapi dengan aroma menenangkan untuk membantu Anda terlelap.

Segera ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk konsultasi jika Anda mengalami kesulitan tidur atau penurunan kualitas tidur.

7. Beribadah dan Mendekatkan Diri pada Tuhan

Meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa diyakini bisa meningkatkan keimanan, serta membantu Anda lebih tenang dan tabah, jauh dari pikiran-pikiran negatif.

Diagnosis Stres

Diagnosis stres dilakukan dengan menggunakan kuesioner The Perceived Stress Scale (PSS-10), sebuah alat tes psikologi yang bertujuan untuk menentukan tingkat stres yang dialami penderita. Dokter juga akan melakukan tanya jawab dengan penderita tentang penyebab stres yang dialaminya.

Setelah mendapatkan hasil dari kuesioner dan tanya jawab, dokter akan menentukan apakah stres yang dialami stres akut atau kronis. Jika stres menimbulkan gangguan kesehatan lainnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, MRI dan CT Scan.

Pengobatan Stres

Mengelola stress bertujuan untuk membantu kita menjalani kehidupan sehari-hari tanpa kendala, bukan untuk mengobati stres. Adapun pengobatan stres bisa dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini.

1. Menemukan penyebabnya

Mengetahui faktor pemicu stres bisa menjadi langkah pertama untuk menuntaskannya. Misalnya, konflik dalam rumah tangga, masalah dalam pekerjaan atau masalah keuangan.

2. Menemukan solusinya

Jika sudah menemukan penyebabnya, Anda tinggal mencari solusi pemecahan masalahnya. Mulailah dengan solusi yang paling mudah dilaksanakan dan susun rencana selanjutnya. Misalnya, jika penyebabnya adalah kurang tidur, perbaikilah kualitas dan rutinitas tidur Anda, atau lakukan relaksasi dan meditasi untuk menenangkan pikiran.

3. Konsultasi dengan Tenaga Profesional

Jika Anda tidak dapat menemukan penyebab stres dan solusinya, mintalah bantuan tenaga profesional, seperti dokter atau psikiater. Dokter atau psikiater dapat meresepkan obat jika dibutuhkan, atau melakukan terapi perilaku kognitif (CBT) dengan psikolog klinis atau perawat jiwa.

Dengan mengetahui apa itu stres dan cara-cara menanganinya di atas, diharapkan dapat memberikan dorongan kepada Anda untuk mau mengatasi stres dengan melakukan hal-hal positif, serta menghindari tindakan-tindakan yang mengarah ke perilaku negatif yang kurang sehat.

Tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta segera melakukan pemeriksaan ke dokter atau psikiater jika membutuhkan bantuan dalam mengatasi stres.

Sumber: ayosehat.kemkes

× Image