Home > Opini

Remaja Sehat Masa Depan Gemilang

Kaum muda diharapkan dapat berkontribusi dan terlibat aktif dalam berbagai kebijakan dan aksi-aksi nasional dan global.
Sejumlah siswa menunjukkan wadah berisi makanan saat uji coba program makan bergizi gratis di SDN Sukasari 5, Kota Tangerang, Banten. Gambar: Republika
Sejumlah siswa menunjukkan wadah berisi makanan saat uji coba program makan bergizi gratis di SDN Sukasari 5, Kota Tangerang, Banten. Gambar: Republika

DIAGNOSA -- Setiap tahun, dunia memperingati hari remaja internasional pada tanggal 12 Agustus. Tujuannya meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya peran kaum muda dalam membentuk masa depan yang berkelanjutan, Peringatan ini juga merayakan potensi remaja dan kaum muda sebagai mitra penting masyarakat dan berbagai institusi dalam menjawab tantangan permasalahan kaum muda.

Penetapan tanggal 12 Agustus sebagai peringatan hari remaja internasional merupakan hasil rekomendasi World Conference of Ministers Responsible for Youth, yang diadakan pada tanggal 8-12 Agustus 1998 di Lisbon. Kemudian, Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengesahkan tanggal 12 Agustus sebagai peringatan hari remaja internasional pada tahun 1999.

Melalui hari remaja internasional, kaum muda diharapkan dapat berkontribusi dan terlibat aktif dalam berbagai kebijakan dan aksi-aksi nasional dan global. Mulai dari mempromosikan perdamaian hingga menemukan solusi terhadap isu-isu remaja dan kaum muda, salah satunya kesehatan.

Pentingnya Kesehatan Remaja

Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup di masa dewasa dan generasi selanjutnya. Di masa ini, remaja akan mengalami banyak perubahan terkait dengan pubertas, yang akan berdampak tak hanya pada kesehatan fisiknya saja, tapi juga psikologis dan sosial. Oleh karenanya, dibutuhkan upaya untuk mendukung kesehatan remaja, agar kelak menjadi orang dewasa yang sehat, produktif, cerdas dan berkualitas.

Remaja yang sehat memiliki ciri-ciri fisik yang sehat, yaitu berat badan, tinggi badan dan indeks massa tubuh (IMT) yang sesuai dengan grafik pertumbuhan usianya. Selain kesehatan fisik, remaja yang sehat juga memiliki kesehatan emosional dan mental yang baik, serta mampu untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Masalah Kesehatan Fisik Remaja

Kesehatan fisik remaja ditentukan oleh pola makan yang sehat serta olahraga teratur. Di usia remaja, aktivitas sehari-hari akan bertambah padat, sehingga remaja membutuhkan lebih banyak energi.

Kecukupan gizi menjadi sangat penting di masa ini untuk mendukung kebutuhan energi dan kesehatan fisik para remaja. Kesehatan fisik yang buruk tak hanya akan berdampak pada kinerja dan produktivitas remaja di masa sekarang, tapi juga pertumbuhannya hingga ke masa depan.

Secara umum, ada 4 permasalahan kesehatan yang terkait gizi yang dapat dialami oleh remaja, yaitu:

1. Anemia

Anemia atau kekurangan darah merupakan permasalahan gizi terbesar yang dapat dialami oleh remaja, terutama remaja putri. Meningkatnya kebutuhan zat besi karena mulainya menstruasi dan pesatnya pertumbuhan organ-organ tubuh, membuat remaja putri rentan menderita anemia. Oleh karenanya, kehilangan darah setiap bulan karena menstruasi ini harus diimbangi dengan asupan gizi yang cukup, terutama zat besi.

2. Tinggi Badan Kurang

Tinggi badan yang kurang atau stunting sebenarnya terjadi akibat kekurangan gizi sejak masa bayi dan balita, bahkan saat kehamilan ibu.

3. Kurang Energi

Kekurangan energi kronis dapat menyebabkan anak menjadi terlalu kurus dan menghambat pertumbuhan organ-organ tubuhnya.

4. Obesitas

Obesitas atau kegemukan dapat disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik dan asupan serat, serta tingginya konsumsi gula, garam dan lemak (GGL).

Masalah Kesehatan Mental Remaja

Perubahan psikologis dan emosi yang terjadi saat pubertas dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja. Selain itu juga ada berbagai faktor risiko lainnya yang dapat berdampak pada kesehatan mental remaja, seperti tekanan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, keinginan untuk mandiri, serta pengaruh dari teknologi dan media sosial.

Jika tidak dikelola dengan baik, faktor-faktor ini dapat menyebabkan stress dan berbagai gangguan kesehatan mental pada remaja. Menurut WHO, masalah kesehatan mental yang umum terjadi pada remaja antara lain kecemasan dan depresi, gangguan emosi yang membuat anak mudah gusar, frustrasi, dan marah secara berlebihan. Gangguan kecemasan dan depresi serta penyalahgunaan zat biasanya juga akan memicu gangguan makan yang merusak kesehatan.

Masalah perilaku yang terjadi pada masa kanak-kanak, seperti ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), juga bisa menimbulkan gangguan kesehatan mental pada usia remaja. Anak yang mengalami ADHD sulit berkonsentrasi, aktif berlebihan serta bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya. Jika tidak diatasi dengan cepat, masalah perilaku ini dapat memicu perilaku kriminal pada masa remaja.

Gangguan kesehatan mental yang sering muncul di akhir masa remaja adalah psikosis berupa halusinasi atau delusi. Yang perlu diwaspadai adalah jika gangguan kesehatan mental ini sudah memicu perilaku menyakiti diri dan bunuh diri.

Berbagai masalah kesehatan mental ini dapat berdampak pada kinerjanya di sekolah, aktivitas sosial, produktivitas, hubungan dengan teman dan keluarga, serta memicu timbulnya penyakit fisik. Pada akhirnya, semua akan menghambat pertumbuhan yang sehat serta perkembangan remaja di masa akan datang.

Penyebab Masalah Kesehatan pada Remaja

Ada banyak penyebab yang dapat menimbulkan masalah kesehatan pada remaja, yang paling umum adalah

1. Kurangnya Nutrisi

Kurangnya asupan gizi dapat menyebabkan malnutrisi atau kekurangan gizi pada remaja, yang dapat mengganggu fungsi tubuh. Remaja yang mengalami malnutrisi atau kekurangan asupan gizi akan mudah lelah dan kurang berenergi, mengalami gangguan pertumbuhan, daya tahan tubuhnya menurun, sulit berkonsentrasi dan mudah lupa, serta memiliki kulit yang pucat dan kuku yang rapuh.

Untuk mencegahnya, remaja perlu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan lengkap, yang mengandung cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka yang optimal.

2. Kurangnya Aktivitas Fisik

Teknologi digital yang membuat para remaja lebih banyak beraktivitas di depan perangkat elektronik seringkali dituding sebagai penyebab anak kurang beraktivitas fisik. Hal ini dikaitkan dengan penurunan kesehatan jantung, kekuatan otot, dan fungsi kognitif yang berperan dalam kegiatan belajar. Anak yang kurang beraktivitas fisik juga berisiko tinggi mengalami obesitas atau kelebihan berat badan, yang dapat memicu timbulnya berbagai penyakit.

3. Gaya Hidup Tidak Sehat

Kebiasaan merokok dan kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan pembekuan darah yang mengakibatkan terhambatnya aliran darah ke jantung. Pola makan yang buruk, seperti tinggi kalori, gula, garam dan lemak dapat memicu penumpukan plak dalam pembuluh darah, yang dapat menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah. Semua ini berkontribusi terhadap 80% penyebab timbulnya penyakit kronis pada usia muda.

4. Lingkungan

Lingkungan sekitar juga memengaruhi kondisi kesehatan mental pada remaja. Pola asuh positif di keluarga membantu remaja dalam mengatasi permasalahannya. Lingkungan sekolah yang kondusif, bersahabat dan bebas dari perundungan juga akan membantu perkembangan mental remaja menjadi lebih optimal

Cara Mencegah Masalah Kesehatan pada Remaja

Cara terbaik untuk mencegah masalah kesehatan pada remaja adalah dengan meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya menjaga kesehatan diri secara mandiri.

Gerakan Aksi Bergizi Serentak dilaksanakan secara nasional untuk mendorong para remaja menjalankan gaya hidup sehat, antara lain makan makanan sehat dengan gizi seimbang, beraktivitas fisik secara rutin, dan membiasakan minum Tablet Tambah Darah (TTD).

1. Pola Makan Sehat

Pola makan sehat dimulai dengan sarapan yang sehat. Banyak remaja yang melewatkan sarapan, karena terlambat bangun pagi atau menganggapnya kurang penting. Padahal sarapan bermanfaat untuk memberi energi dalam beraktivitas setiap hari, membuat remaja lebih berkonsentrasi saat belajar, serta mengurangi keinginan untuk makan makanan manis.

Sarapan sehat harus terdiri dari sumber karbohidrat yang kaya serat untuk kecukupan energi, serta protein untuk mendukung pertumbuhan sel-sel tubuh. Berikut adalah menu sarapan sehat yang bisa disiapkan untuk remaja. Oatmeal dan sereal, roti panggang gandum dengan selai kacang atau telur, segelas susu rendah lemak, dan pisang.

2. Aktivitas Fisik

Remaja disarankan untuk melakukan aktivitas fisik secara rutin minimal 60 menit setiap hari, dengan intensitas sedang dan cukup berat. Namun, jenis dan intensitas olahraga atau aktivitas yang dilakukan harus disesuaikan dengan berat badan dan indeks massa tubuh (IMT), intensitas dan lamanya waktu beraktivitas dalam sehari, serta kalori atau energi yang masuk dari makanan.

Berikut adalah jenis-jenis aktivitas fisik yang disarankan untuk remaja:

a. Intensitas ringan: bilyar, senam, voli, atau bowling.

b. Intensitas sedang: bersepeda, bulu tangkis, tenis, renang dan menari.

c. Intensitas berat: tinju, sepak bola, lari dan basket.

Jika Anda sibuk dan tak punya waktu khusus untuk berolahraga, masukkan ke dalam rutinitas harian Anda. Contohnya, bersepeda ke sekolah, naik turun tangga dibanding naik eskalator atau lift, berolahraga di waktu istirahat sekolah, dan lain sebagainya.

3. Minum TTD (Tablet Tambah Darah)

TTD penting dikonsumsi setiap hari, terutama bagi remaja putri, untuk mencegah kekurangan zat besi yang dapat mengakibatkan anemia atau kekurangan darah. Konsumsi TTD juga bertujuan untuk mempersiapkan para remaja putri menjadi ibu yang sehat kelak di masa akan datang.

Menjaga kesehatan remaja penting dilakukan untuk mempersiapkan generasi berikutnya yang produktif dan dapat berkontribusi pada masa depan Indonesia. Mari jadikan momen peringatan Hari Remaja Internasional ini untuk mendukung Gerakan Aksi Bergizi Serentak demi mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045.

Sumber: ayosehat

× Image