Home > Opini

Pesona CRISPR-Cas12: Revolusi Genom dalam Genggaman

Ditulis Oleh dr. Dito Anurogo, M.Sc., Ph.D.(Cand.)
Sistem CRISPR-Cas12, yang dikenal juga sebagai Cpf1, adalah jenis protein CRISPR tipe V yang pertama kali diidentifikasi dari bakteri seperti Acidaminococcus dan Lachnospiraceae. Gambar: ayosehat.kemkes
Sistem CRISPR-Cas12, yang dikenal juga sebagai Cpf1, adalah jenis protein CRISPR tipe V yang pertama kali diidentifikasi dari bakteri seperti Acidaminococcus dan Lachnospiraceae. Gambar: ayosehat.kemkes

DIAGNOSA -- Dunia bioteknologi telah menyaksikan lonjakan besar dalam dekade terakhir, dengan teknologi CRISPR menjadi pionir perubahan. Di antara berbagai sistem CRISPR, Cas12 muncul sebagai “idola” atau “bintang” baru, menawarkan fleksibilitas, sensitivitas, dan kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pengeditan genom dan aplikasi diagnostik.

CRISPR-Cas12 tidak hanya membawa janji revolusi ilmiah tetapi juga implikasi praktis yang meluas dari bidang pertanian hingga kedokteran. Di artikel ini, dibahas potensi besar Cas12, menguraikan mekanisme uniknya, serta menyoroti penerapannya yang menjanjikan di berbagai sektor.

CRISPR-Cas12: Menembus Batas Kemustahilan

Sistem CRISPR-Cas12, yang dikenal juga sebagai Cpf1, adalah jenis protein CRISPR tipe V yang pertama kali diidentifikasi dari bakteri seperti Acidaminococcus dan Lachnospiraceae. Berbeda dengan pendahulunya, Cas9, Cas12 menawarkan pendekatan pengeditan DNA yang lebih ramping dan efisien. Cas12 tidak memerlukan RNA penolong tambahan (tracrRNA), karena kemampuannya untuk memproses RNA panduan sendiri, menjadikannya lebih sederhana untuk diterapkan dalam berbagai kondisi.

Namun, yang membuat Cas12 benar-benar unik adalah aktivitas pemotongan transnya, yang memungkinkan deteksi DNA atau RNA spesifik dengan sensitivitas tinggi. Setelah Cas12 mengenali targetnya, ia tidak hanya memotong DNA target tetapi juga memicu pemotongan nonspesifik pada molekul ssDNA di sekitarnya. Fitur ini telah dimanfaatkan untuk pengembangan teknologi biosensor yang inovatif, seperti DETECTR (DNA Endonuclease Targeted CRISPR Trans Reporter), yang mampu mendeteksi penyakit menular seperti COVID-19 dengan cepat dan akurat.

Mekanisme Mendalam: Dari RuvC hingga Aktivasi Nuklease

Secara struktural, Cas12 menggunakan domain RuvC tunggal untuk memotong DNA sasaran. Setelah molekul RNA panduan (crRNA) mengarahkan Cas12 ke lokasi target, domain ini memotong untai DNA dengan presisi tinggi. Aktivitas Cas12 diaktifkan melalui pengenalan motif PAM (Protospacer Adjacent Motif) yang kaya T. Ini memungkinkan Cas12 untuk membuka struktur DNA target, menciptakan loop R, dan memulai proses pemotongan.

Aplikasi Praktis: Dari Laboratorium ke Dunia Nyata

1. Pengeditan Genom yang Presisi

Dalam pengeditan genom, Cas12 telah digunakan untuk mengatasi tantangan pengeditan yang kompleks di berbagai organisme. Kemampuannya untuk bekerja tanpa RNA penolong tambahan membuatnya ideal untuk aplikasi di bidang pertanian, seperti peningkatan hasil panen dan resistensi terhadap penyakit tanaman. Contoh aplikasinya termasuk pengeditan genetik pada patogen tanaman seperti Fusarium dan Botrytis, yang sebelumnya sulit dijangkau dengan teknologi lain.

2. Diagnostik Penyakit

Aplikasi Cas12 dalam diagnostik berkembang pesat. DETECTR, yang berbasis Cas12, telah berhasil diterapkan untuk mendeteksi berbagai penyakit menular, termasuk SARS-CoV-2. Teknologi ini menggabungkan sensitivitas tinggi CRISPR dengan kecepatan metode seperti amplifikasi isothermal, menghasilkan alat diagnostik yang cocok untuk pengujian di tempat.

3. Biosensor untuk Keamanan Pangan

Teknologi biosensor berbasis Cas12 juga telah membuka pintu bagi pengujian keamanan pangan yang lebih cepat dan akurat. Dengan sensitivitas tinggi, biosensor ini dapat mendeteksi kontaminasi mikroba, toksin, dan bahan kimia lainnya dalam makanan, memberikan solusi praktis untuk menjaga kesehatan masyarakat.

Tantangan dan Masa Depan

Meski menjanjikan, penggunaan Cas12 tidak tanpa tantangan. Isu seperti risiko efek off-target, kompleksitas desain crRNA, dan biaya tinggi masih menjadi hambatan. Namun, dengan kemajuan teknologi dan penelitian yang berkelanjutan, hambatan ini diharapkan dapat diatasi dalam beberapa tahun ke depan.

Ke depan, teknologi CRISPR-Cas12 berpotensi merevolusi pengobatan presisi, meningkatkan produksi pangan, dan mempercepat deteksi penyakit. Dengan aplikasi yang terus berkembang, era baru bioteknologi yang dipimpin oleh Cas12 kini semakin dekat.

Konklusi

CRISPR-Cas12 tidak hanya sebuah alat ilmiah; ia adalah simbol dari potensi manusia untuk memahami dan membentuk dunia pada tingkat molekuler. Dengan kemajuan yang luar biasa dalam dekade terakhir, Cas12 membuktikan bahwa inovasi sejati mampu mengatasi batas-batas yang sebelumnya dianggap mustahil. Masa depan bioteknologi ada di sini, dan dengan Cas12, kita tidak hanya mengubah gen tetapi juga sejarah umat manusia.

(Dokter Dito Anurogo, M.Sc., Ph.D., sejak 11 November 2024 telah resmi sebagai PhD dari IPCTRM College of Medicine Taipei Medical University Taiwan, dosen di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar, Diploma in Project Management from International Business Management Institute Berlin Germany, World Wide Peace Organization (WWPO) Peace Ambassador in Indonesia, Dokter pengampu Telemedicine di SMA Negeri 13 Semarang, penulis puluhan buku di antaranya: “The Art of Medicine”, “The Art of Televasculobiomedicine 5.0”, “The Art of Onconomics 5.0”, “Stem Cells Made Easy”, “Ensiklopedia penyakit dan gangguan kesehatan”, reviewer puluhan jurnal nasional dan internasional terindeks Scopus Q1, penulis dan trainer profesional berlisensi BNSP, juga tergabung dalam berbagai organisasi di: Perhimpunan Periset Indonesia, MABBI, INBIO INDONESIA, Kagama, Asosiasi Wisata Medis Indonesia, ADEWI-PERKEWINDO, Perkumpulan Dosen Muslim Indonesia, Serikat Pekerja Kampus)

Sumber: ayosehat.kemkes

× Image