Home > Info Sehat

Bahaya Narkoba bagi Kesehatan Mental

Penyalahgunaan narkoba juga merusak kesehatan mental penggunanya.
Ilustrasi. Penangkapan bandar narkoba. Gambar: Republika
Ilustrasi. Penangkapan bandar narkoba. Gambar: Republika

DIAGNOSA -- Narkoba masih menjadi ancaman serius bagi generasi muda, meski perang terhadap narkoba sudah didengungkan oleh seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.

Data dari BNN (Badan Narkotika Nasional) menunjukkan sebanyak 2,2 juta remaja di Indonesia menjadi pengguna narkoba. Angka ini terus mengalami kenaikan setiap tahunnya, walau banyak yang sudah mengetahui bahaya narkoba bagi kesehatan mental dan fisik.

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan. Merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman, bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis, yang dapat menimbulkan efek penurunan tingkat kesadaran serta daya rangsang.

Awalnya, narkoba merupakan obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri serta memberi ketenangan. Namun, penggunaan yang tidak terkendali dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kecanduan, yang berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental.

Bahaya Narkoba bagi Kesehatan Fisik

Dampak buruk narkoba pada kesehatan tubuh berbeda dari orang ke orang, sesuai dengan jenis narkoba yang dikonsumsinya. Namun, secara umum, kerugian fisik yang langsung dirasakan oleh para penyalahguna narkoba adalah:

1. Kerusakan pada Otak

Salah satu efek dari narkoba adalah meningkatkan kinerja otak, sehingga membuat penggunanya merasa bersemangat, segar, dan percaya diri. Namun, penggunaan narkoba yang berlebihan dapat memacu otak untuk bekerja keras secara terus menerus, mengakibatkan penggunanya mengalami gangguan tidur, serta peningkatan detak jantung dan tekanan darah.

2. Kerusakan Hati

Narkoba yang disuntikkan dapat memicu terjadinya infeksi Hepatitis B, Hepatitis C, bahkan gagal hati akibat jarum suntik yang tidak steril, yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada organ hati.

3. Kerusakan Paru-paru

Beberapa jenis narkoba, seperti ganja dan kokain, dapat menyebabkan iritasi paru-paru serta meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan dan bronkitis kronis.

4. Penyakit Kardiovaskular

Penggunaan obat terlarang, seperti kokain, amfetamin, dan heroin, dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, penyempitan pembuluh darah, hingga irama jantung tidak teratur. Semua ini dapat menghambat aliran darah ke otot jantung, dan meningkatkan risiko terkena serangan jantung.

5. Melemahkan Kekebalan Tubuh

Penggunaan narkoba dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, dan menghambat kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit.

6. Hilangnya Keseimbangan Tubuh

Narkoba dapat mempengaruhi sel-sel otak yang mengendalikan koordinasi gerakan tubuh, serta organ keseimbangan di telinga. Hal ini dapat menyebabkan pecandu narkoba mudah kehilangan keseimbangan tubuh.

Bahaya Narkoba bagi Kesehatan Mental

Selain menyebabkan kerusakan pada organ-organ tubuh, penyalahgunaan narkoba juga merusak kesehatan mental penggunanya. Berikut adalah beberapa dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan narkoba.

1. Gangguan Kecemasan dan Depresi

Banyak orang menggunakan narkoba untuk mengatasi perasaan cemas, stres, dan depresi. Meski awalnya narkoba bisa membuat penggunanya merasa tenang dan rileks, efek ini ternyata hanya bersifat sementara.

Penggunaan narkoba dalam waktu lama malahan dapat memperburuk gangguan kecemasan dan depresi yang sudah dialami, bahkan memicu gangguan mental lainnya seperti serangan panik.

2. Meningkatkan Risiko Psikosis

Beberapa jenis obat-obatan psikotropika, seperti LSD dan ekstasi, dapat menimbulkan gejala-gejala psikotik, seperti halusinasi, delusi, dan gangguan realitas lainnya yang menyebabkan penderitanya bisa melihat, mendengar, mencium, atau merasakan hal-hal yang sebenarnya tidak ada.

Selain halusinasi, narkoba juga dapat meningkatkan risiko gangguan kejiwaan lainnya, seperti bipolar dan gangguan psikotik kronis, seperti skizofrenia.

3. Merusak Kemampuan Berpikir dan Fungsi Kognitif

Penggunaan narkoba dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan perubahan pada sel saraf otak. Perubahan ini kemudian akan menyebabkan gangguan pada fungsi otak yang mengendalikan kemampuan berpikir dan berkomunikasi.

Akibatnya, daya ingat dan konsentrasi akan menurun, sehingga penderitanya akan mengalami kesulitan dalam berpikir dan mengambil keputusan yang tepat.

Penggunaan narkoba yang bersifat stimulan, seperti metamfetamin dan ekstasi, juga dapat merusak fungsi kognitif penggunanya, sehingga mempengaruhi kemampuan belajar dan konsentrasi dalam jangka panjang.

4. Ketergantungan Emosional dan Perubahan Suasana Hati

Zat-zat dari narkoba akan masuk ke otak lewat aliran darah dan berinteraksi dengan sistem limbik di otak untuk melepas emosi atau perasaan senang, tenang, dan bahagia. Hal ini dapat menyebabkan pengguna narkoba kehilangan kendali atas impulsnya.

Setelah efeknya berakhir, pengguna narkoba cenderung akan mengkonsumsi narkoba lagi untuk mempertahankan efek emosional positif yang sempat mereka rasakan. Jika digunakan secara terus menerus, hal ini dapat menyebabkan ketergantungan emosional pada narkoba, atau kecanduan.

Pecandu narkoba bisa mengalami perubahan suasana hati yang ekstrim, terutama yang mengkonsumsi kokain atau amfetamin. Kedua jenis narkoba ini dapat menimbulkan perasaan euforia tinggi, yang kemudian berubah menjadi kelelahan, kecemasan, dan depresi, setelah efeknya hilang.

5. Perubahan Perilaku

Karena kemampuan mengontrol impulsnya terganggu, pengguna narkoba cenderung tidak bisa mengendalikan perilakunya, misalnya mudah menjadi agresif atau melakukan kekerasan, baik secara tindakan maupun ucapan. Narkoba juga bisa memunculkan pikiran untuk menyakiti diri atau bunuh diri, terutama pada remaja dan anak-anak muda yang mentalnya lemah.

Dampak buruk narkoba tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik dan mental saja, tapi juga kualitas hidup penggunanya hingga ke masa depan. Untuk itu, pahami sebaik-baiknya bahaya narkoba bagi kesehatan mental dan fisik, serta lakukan langkah-langkah pencegahan sejak dini.

Perkuat hubungan dengan keluarga dan orang-orang di sekitar, dan carilah bantuan profesional, seperti psikolog dan konselor, jika Anda atau anggota keluarga terjebak dalam jeratan narkoba. Semakin cepat ditangani dengan tepat, semakin cepat Anda dapat melepaskan diri dari ketergantungan pada narkoba.

Sumber: ayosehat.kemkes

× Image