Kemenkes Jemput Bola Cek Kesehatan Anak Sekolah

DIAGNOSA -- Pemerintah akan meluncurkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di sekolah-sekolah secara serentak pada 4 Agustus 2025. Kick-off akan dilaksanakan di 12 lokasi di berbagai daerah sebagai bagian dari upaya percepatan program hasil terbaik cepat Presiden Prabowo Subianto di bidang kesehatan.
Program ini merupakan bagian dari transformasi sistem kesehatan nasional yang kini semakin mengedepankan upaya promotif dan preventif. Dengan pendekatan ‘jemput bola’, pemerintah menargetkan lebih dari 53 juta siswa dari jenjang SD, SMP, SMA/SMK, hingga pesantren di seluruh Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menekankan pentingnya kesehatan sebagai fondasi pengembangan sumber daya manusia (SDM) unggul.
“Kalau tanpa didukung oleh kesehatan fisik, mental, dan moral, maka kompetensi anak-anak kita tidak bisa maksimal,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa program ini bukan semata-mata untuk mendeteksi penyakit, melainkan juga untuk menjaga dan memelihara kesehatan anak sejak dini.
“Yang lebih penting lagi adalah bagaimana menjaga kesehatan anak-anak kita. Jadi bukan hanya untuk tahu sakitnya, tapi agar tetap sehat,” ujarnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa cakupan program ini sangat luas, menyasar seluruh lapisan masyarakat, dimulai dari anak usia sekolah.
“Kita harapkan program cek kesehatan gratis di sekolah ini bisa menjangkau sekolah-sekolah di bawah Kementerian Agama, sekolah rakyat, dan sekolah umum,” ungkap Menkes dalam konferensi pers “Kick Off Cek Kesehatan Gratis di Sekolah” secara daring, Kamis 31/7/2025.
Sejak diluncurkan enam bulan lalu, program CKG telah menjangkau 16,4 juta masyarakat. Dengan perluasan ke satuan pendidikan, program ini ditargetkan mampu menyentuh seluruh populasi Indonesia, hingga 280 juta jiwa setiap tahunnya.
Pelaksanaan CKG di sekolah dilakukan secara kolaboratif antara tenaga kesehatan di puskesmas dan tenaga pendidik di sekolah. Pemeriksaan mencakup status gizi, tekanan darah, mata, telinga, gigi, kesehatan mental, hingga kebugaran. Untuk SMP dan SMA, ditambahkan skrining anemia, talasemia, dan kesehatan reproduksi.
Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, dr. Maria Endang Sumiwi, menjelaskan bahwa pelaksanaan program telah dirancang dengan cermat dan melalui uji coba di beberapa sekolah.
Ia juga menegaskan bahwa pemeriksaan untuk siswa SD tidak melibatkan pengambilan darah, sehingga orang tua tidak perlu khawatir.
“Jadi jangan takut, tidak ada yang disuntik. Pemeriksaannya hanya meliputi tinggi badan, berat badan, tekanan darah, gigi, mata, dan telinga,” jelasnya.
Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Hasbi, menyampaikan bahwa pihaknya siap mendukung penuh pelaksanaan kick-off pada 4 Agustus, termasuk dengan mengerahkan juru bicara dan tenaga komunikasi utama di lokasi acara.
“Pemeriksaan jemput bola ke sekolah adalah bukti pemerintah mengubah budaya lama, yang baru memeriksakan diri saat sakit. Sekarang pemerintah justru datang langsung ke sekolah-sekolah,” katanya.
Kementerian Agama turut menyatakan dukungan penuh terhadap pelaksanaan CKG di lingkungan pesantren.
“Kita terus berkoordinasi dengan kawan-kawan Kemenkes untuk menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Amien Suyitno.