Home > Sains

Demam Mampu Membunuh Kuman Penyebab Sakit, Bagaimana Cara Kerjanya?

Demam membantu tubuh melawan infeksi penyakit hingga mampu mengalahkannya.
Demam memacu berbagai proses kekebalan dalam tubuh yang membantunya melawan infeksi. Gambar: Milan_Jovic melalui Getty Images
Demam memacu berbagai proses kekebalan dalam tubuh yang membantunya melawan infeksi. Gambar: Milan_Jovic melalui Getty Images

DIAGNOSA -- Ada sejumlah ciri datangnya musim pilek dan flu, seperti sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan terkadang, demam yang menakutkan. Anda mungkin pernah mendengar, hangatnya demam membantu tubuh pulih dari penyakit.

Namun, bagaimana tepatnya demam membantu membunuh kuman di dalam tubuh? Secara umum, para ilmuwan berpendapat peningkatan suhu tubuh berperan dalam membantu sistem kekebalan melawan infeksi.

"Peningkatan fungsi kekebalan tubuh selama demam setidaknya sebagian disebabkan langsung oleh demam, karena hal ini juga bisa disebabkan oleh hipertermia, yaitu peningkatan suhu tubuh pada saat demam tanpa adanya infeksi," kata ahli saraf yang mempelajari demam di Universitas Linkoping Swedia, Anders Blomqvist kepada Live Science.

Namun hanya meningkatkan suhu tubuh saja mungkin tidak cukup untuk menggagalkan suatu penyakit. Jadi faktor kekebalan lainnya juga harus terlibat.

Demam dimulai ketika sel-sel kekebalan di lokasi infeksi mengeluarkan sitokin pro-inflamasi, protein yang meningkatkan respons imun. Untuk menimbulkan demam, beberapa sitokin berjalan ke otak dan mengacaukan hipotalamus, yang selain mengatur fungsi tubuh lainnya, juga bertindak sebagai termostat tubuh.

Di sana, sitokin meningkatkan produksi enzim yang mensintesis sinyal kimia pemicu demam, yang disebut prostaglandin. Faktanya, obat penekan demam seperti acetaminophen (Tylenol) dan ibuprofen (Advil) diduga bekerja dengan menghalangi enzim tersebut membuat prostaglandin.

Prostaglandin menyebabkan beberapa perubahan dalam tubuh yang memicu demam, yang sering kali didefinisikan sebagai suhu tubuh minimal 38 derajat celsius. Bertindak melalui pembawa pesan kimiawi pada sistem saraf, Prostaglandin meningkatkan pembentukan panas dalam cadangan lemak coklat, yang membakar gula.

Prostaglandin juga menyebabkan otot gemetar untuk menghasilkan panas, dan membatasi kehilangan panas dengan menyempitkan pembuluh darah, terutama di dekat ekstremitas, seperti tangan dan kaki. Namun, bagaimana kenaikan suhu panas mempengaruhi perselisihan antara patogen dan sistem kekebalan tubuh?

“Suhu demam telah terbukti meningkatkan respon imun dengan menstimulasi bagian bawaan (innate) dan adaptif (adaptive) dari sistem imun,” kata Blomqvist.

Kekebalan bawaan mengontrol reaksi kekebalan umum, sedangkan kekebalan adaptive akan belajar melawan patogen baru yang sedang memasuki tubuh. “Tetapi mekanisme yang mendasarinya belum sepenuhnya dipahami,” kata dia.

Ada elemen tertentu dari sistem kekebalan tubuh yang diduga bisa ditingkatkan oleh demam. Sel kekebalan yang memberikan pertolongan pertama, neutrofil ditarik ke garis depan tempat yang terinfeksi. Sel-sel itu akan langsung mati setelah bertugas, sehingga demam bisa mendorong lebih banyak neutrofil untuk dibawa ke medan perang.

× Image