Home > Sains

Peradangan Kini Diprogram untuk Membunuh Sel Kanker

Peradangan bisa menjadi kekuatan yang bisa dikendalikan dan dimanfaatkan untuk kebaikan.
Ilmuwan memanipulasi makrofag dari peradangan untuk membunuh sel kanker. Gambar: Republika.co.id
Ilmuwan memanipulasi makrofag dari peradangan untuk membunuh sel kanker. Gambar: Republika.co.id

DIAGNOSA -- Peradangan atau inflamasi sebenarnya baik untuk melawan penyakit dan menyembuhkan luka. Namun, inflamasi terkadang tidak cukup kuat sehingga bisa berubah berbahaya bagi tubuh. Kabar baiknya, pada beberapa penyakit kronis, para ilmuwan sedang mengembangkan terapi yang merangsang manfaat peradangan.

Pada kanker misalnya, makrofag (sel penting dalam sistem imun) bermigrasi ke tumor dan menyerangnya, namun sel kanker bisa membajak proses tersebut. Sel kanker melepaskan bahan kimia yang menyebabkan makrofag beralih dari tipe M1 yang pro-inflamasi, ke tipe M2 regeneratif. Tipe M2 ini yang menekan peradangan dan mendorong pertumbuhan tumor.

Berbekal pengetahuan tersebut, Dr Yara Abdou, asisten profesor onkologi di Universitas North Carolina dan rekan-rekannya mencoba memanipulasi makrofag menggunakan virus. Mereka ingin membuat makrofag pada pasien kanker lebih mampu mengenali dan menyerang sel tumor, yang pada dasarnya bertindak seperti makrofag M1.

Pada tahun 2022, hasil awal dari uji klinis Fase I terhadap 18 pasien dengan berbagai jenis kanker padat, termasuk kanker payudara, ovarium, dan esofagus, menunjukkan bahwa pengobatan dengan makrofag yang diprogram ulang, yang disebut CT-0508, aman dan menjanjikan.

“Kami juga dapat melihat bahwa CT-0508 mampu mengobarkan lingkungan mikro tumor. Makrofag ini juga merekrut dan mengaktifkan sel kekebalan lain yang bertugas menghancurkan kanker," kata Abdou kepada Live Science.

Abdou mengatakan, data lebih banyak dari uji coba tersebut akan dilaporkan pada tahun 2024 ini. Berdasarkan hasil yang menggembirakan tersebut, timnya juga berencana menguji versi alternatif dari terapi, CT-0525, dalam uji klinis Fase I pada tahun 2024. CT-0525 menggunakan monosit yang diprogram ulang dan bukan makrofag.

Langkah Selanjutnya

Dengan uji klinis Tahap II, Direktur Pusat Pengobatan Regeneratif dan Institut Regenerasi dan Perbaikan di Universitas Edinburgh Inggris, Stuart Forbes dan rekan-rekannya ingin menguji versi lanjutan dari terapi makrofag. Pengujian dilakukan pada pasien yang dirawat di rumah sakit karena sirosis.

“Saat ini transplantasi hati dengan perawatan seumur hidup adalah satu-satunya pilihan bagi pasien dengan sirosis hati stadium lanjut,” kata Forbes. Karena itu, terapi makrofag dapat memberikan pilihan baru untuk pasien sirosis yang banyak dan terus bertambah tersebut.

Pada tingkat sel, Profesor reumatologi translasi di Universitas Oxford, Dr Chris Buckley ingin mempelajari lebih lanjut tentang apa yang mendorong fibroblas ke kondisi peradangan dan merusak tulang rawan. Fibroblas adalah sel pembentuk jaringan ikat yang menyebabkan radang sendi.

× Image