Data WHO 2023, Indonesia Urutan ke Dua Kasus TBC Secara Global
DIAGNOSA -- Laporan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) pada tahun 2023, diperkirakan 10,6 juta orang (95% ketidakpastian interval [UI]: 9,9–11,4 juta) jatuh sakit karena tuberculosis (TBC) pada tahun 2022, setara dengan 133 kasus insiden (95% UI: 124–143) per 100.000 penduduk. Di antara semua kasus TBC yang terjadi, 6,3% diantaranya adalah orang yang hidup dengan HIV. Sebagian besar kasus TBC pada tahun 2022 berada di wilayah WHO di Asia Tenggara (46%), Afrika (23%) dan Pasifik Barat (18%), dengan porsi yang lebih kecil di Mediterania Timur (8,1%), Amerika (3,1 %) dan Eropa (2,2%).
Perkiraan 10,6 juta orang (95% UI: 9,9–11,4 juta) yang terserang TBC di seluruh dunia pada tahun 2022 merupakan peningkatan dari 10,3 juta pada tahun 2021 (95% UI: 9,6–11 juta) dan 10,0 juta (95% UI: 9,4 –10,7 juta) pada tahun 2020, melanjutkan pembalikan tren penurunan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun hingga tahun 2020. Demikian pula, tingkat kejadian TBC (kasus baru per 100.000 penduduk per tahun) diperkirakan meningkat sebesar 1,9% antara tahun 2020–2021 dan 2021–2022.
Perlu dicatat bahwa dampak peningkatan jumlah penderita TBC yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati terhadap penularan TBC sebagian dapat diimbangi dengan pembatasan terkait COVID. Model dinamis yang digunakan untuk memperkirakan kejadian TBC di negara-negara yang mengalami penurunan besar dalam pemberitahuan kasus TBC (dibandingkan dengan tren sebelum pandemi) pada tahun 2020 dan/atau 2021 mengasumsikan penurunan penularan sebesar 50% selama pembatasan ketat (lockdown).
Pada tahun 2022, delapan negara menyumbang lebih dari dua pertiga kasus TBC global: India (27%), Indonesia (10%), Tiongkok (7,1%), Filipina (7,0%), Pakistan (5,7%), Nigeria (4,5%). %), Bangladesh (3,6%) dan Republik Demokratik Kongo (3,0%).
Kasus TBC dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia atau jenis kelamin. Beban tertinggi terjadi pada pria dewasa (berusia ≥15 tahun), dengan perkiraan 5,8 juta kasus (95% UI: 5,4–6,2 juta) pada tahun 2022, setara dengan 55% dari perkiraan total; sebagai perbandingan, terdapat sekitar 3,5 juta kasus (95% UI: 3,3–3,8 juta) di antara wanita dewasa (berusia ≥15 tahun), setara dengan 33% dari total perkiraan, dan 1,3 juta (95% UI: 1,2–1,3 juta) kasus pada anak-anak (usia 0–14 tahun), setara dengan 12% dari perkiraan total. Pemberitahuan kasus orang yang baru didiagnosis menderita TBC pada tahun 2022 mencapai 70% dari perkiraan kejadian TBC secara keseluruhan, namun angka ini bervariasi berdasarkan usia dan jenis kelamin: 72% untuk pria dewasa, 75% untuk wanita dewasa, dan 49% untuk anak-anak berusia 0–14 tahun. Pada anak usia 5 tahun, angkanya hanya 42%.
Laporan Program Penanggulangan Tuberkulosis oleh Kementerian Kesehatan tahun 2022, Estimasi insiden TBC Indonesia tahun 2021 sebesar 969.000 atau 354 per 100.000 penduduk; TB-HIV sebesar 22.000 kasus per tahun atau 8,1 per 100.000 penduduk. Kematian karena TBC diperkirakan sebesar 144.000 atau 52 per 100.000 penduduk dan kematian TBC-HIV sebesar 6.500 atau 2,4 per 100.000 penduduk. Berdasarkan insiden tuberkulosis tahun 2000-2020 terjadi penurunan insiden TBC dan angka kematian TBC meskipun tidak terlalu tajam tetapi pada tahun 2020-2021 terjadi peningkatan. Insiden TBC pada tahun 2021 terjadi peningkatan 18% (absolut tahun 2020; 819.000 tahun 2021; 969.000 dan rate per 100.000 penduduk tahun 2020; 301 tahun 2021; 354) dan angka kematian TBC mengalami peningkatan 55% untuk aboslut (tahun 2020; 93.000 tahun 2021; 144.000), 52% untuk rate per 100.000 penduduk (tahun 2020; 34 tahun 2021; 52).
Berdasarkan insiden TBC sebesar 969.000 kasus per tahun terdapat notifikasi kasus TBC tahun 2022 sebesar 724.309 kasus (75%); atau masih terdapat 25% yang belum ternotifikasi; baik yang belum terjangkau, belum terdeteksi maupun tidak terlaporkan. Estimasi kasus TBC MDR/RR tahun 2021 sebesar 28.000 atau 10 per 100.000; bila dibandingkan dengan tahun 2020 terdapat peningkatan sebesar 17% dari 24,000 dan rate per 100.000 penduduk sebesar 15%; Penemuan kasus TBC RO sebesar 12.531 dengan cakupan 51%.
Sementara angka keberhasilan pengobatan tuberkulosis (treatment success rate) adalah jumlah semua kasus tuberkulosis yang sembuh dan pengobatan lengkap di antara semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan; dengan demikian angka ini merupakan penjumlahan dari penjumlahan angka kesembuhan semua kasus dan angka pengobatan lengkap semua kasus. Angka ini menggambarkan kualitas pengobatan tuberkulosis. Angka keberhasilan pengobatan semua kasus tuberkulosis minimal 90% Tahun 2022 angka keberhasilan pengobatan kasus TB belum mencapai target (85,9%). Angka keberhasilan pengobatan tahun 1996- 2022 mempunyai range 82,9%-93,3% dengan angka tertinggi tahun 1996 dan terendah tahun 2019.
Berdasarkan capaian tahun 2022 (berdasarkan kohort penemuan kasus tahun 2021) angka keberhasilan pengobatan tuberkulosis sebesar 86,5% (target sebesar 90%). Angka keberhasilan pengobatan per provinsimempunyai range 72,1%-96,2% dengan provinsi tertinggi Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, Riau, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Utara dan terendah Provinsi Papua Barat, Papua, Kalimantan Utara, Maluku, dan DKI Jakarta. Berdasarkan target success rate 90% terdapat 9 provinsi yang mencapai target (26,5%) yaitu Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, Riau, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, Banten, Sulawesi Barat, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Sumber: Data di olah dari berbagai sumber.