Kenali Gejala, Pencegahan dan Pengobatan Malaria
DIAGNOSA --Malaria adalah salah satu penyakit yang mematikan di dunia, dan banyak ditemukan di daerah tropis seperti indonesia. Itulah sebabnya, pemerintah terus berupaya mengatasi penyakit ini demi mewujudkan Indonesia bebas malaria pada tahun 2024.
Penyakit malaria disebabkan oleh infeksi parasit plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina, yang beredar pada petang sampai pagi hari. Parasit ini akan menetap di organ hati, berkembang biak, kemudian menyerang sel-sel darah merah.
Penyebab Malaria
Malaria tidak ditularkan melalui kontak langsung dari orang ke orang, melainkan gigitan nyamuk. Namun, malaria bisa juga ditularkan dengan cara-cara berikut ini.
1. Dari ibu kepada bayi dalam kandungannya
2. Jarum suntik
3. Tranfusi darah
4. Transplantasi organ
Terdapat empat jenis parasit plasmodium yang dapat menyebabkan infeksi malaria pada manusia, yaitu:
1. Plasmodium Vivax
Penyebab malaria tertiana ringan yang terjadi setiap 3 hari. Jenis malaria ini adalah yang paling umum dan banyak terjadi. Meski bergejala ringan, seperti demam dan menggigil, diare dan merasa lelah, penyakit malaria tertiana bisa melemahkan kekebalan tubuh.
2. Plasmodium Falciparum
Penyebab malaria tropika yang banyak ditemukan di Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan. Jika tidak ditangani dengan baik, malaria tropika dapat menimbulkan gangguan pada otak dan sistem saraf, serta kelumpuhan dan kejang. Plasmodium falciparum menempati urutan pertama penyebab kematian akibat malaria.
3. Plasmodium Malariae
Penyebab malaria quartana yang jarang terjadi. Gejala yang timbul berselang empat hari sekali, seperti demam dan menggigil.
4. Plasmodium Ovale
Penyakit malaria yang jarang terjadi, dan banyak ditemukan di negara-negara Afrika, Ghana, Nigeria dan Liberia. Gejalanya mirip seperti malaria quartana, yaitu demam dan menggigil, nyeri sendi dan diare. Parasitnya bisa menetap di organ hati hingga 4 tahun, hingga penyakit ini bisa kambuh kembali.
Faktor Risiko Malaria
Malaria dapat terjadi pada siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi malaria, yaitu:
1. Usia
Anak berusia di bawah lima tahun lebih rentan terinfeksi penyakit malaria. Orang tua dan wanita hamil juga memiliki risiko kematian lebih tinggi akibat penyakit malaria.
2. Tempat tinggal
Orang-orang yang tinggal di wilayah tropis dan sub tropis, termasuk Indonesia, lebih rentan terkena penyakit ini, karena nyamuk penyebab malaria hidup di iklim tropis.
3. Minim fasilitas kesehatan
Minimnya akses dan ketersediaan fasilitas kesehatan di suatu wilayah dapat meningkatkan risiko penularan dan berkembangnya penyakit menjadi kondisi yang lebih buruk.
Gejala Malaria
Waspadai jika Anda mengalami berbagai keluhan ini, karena bisa jadi merupakan gejala penyakit malaria. Gejala-gejala ini bisa muncul beberapa minggu setelah tergigit nyamuk dan terinfeksi parasit plasmodium, yaitu:
1. Demam
2. Menggigil (panas dingin)
3. Sakit kepala
4. Berkeringat
5. Lesu dan letih
6. Mual dan sakit perut
7. Muntah
8. Diare
9. Nyeri otot
10. Hilang selera makan
11. Napas cepat
12. Detak jantung meningkat
Segera periksakan diri ke dokter atau puskesmas, jika mengalami gejala-gejala di atas untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Pencegahan Malaria
Penularan infeksi malaria bisa dicegah jika kita tahu apa itu malaria dan melakukan berbagai hal berikut ini:
1. Tingkatkan daya tahan tubuh, dengan
a. Pola makan sehat dan bergizi seimbang
b.Beraktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari
c. Cukup tidur
d.Cukup minum air putih
e.Tidak merokok
f. Hindari minuman beralkohol
2. Hindari gigitan nyamuk malaria, dengan
a. Memasang kawat/kasa di jendela dan ventilasi rumah
b.Menyemprot ruangan dengan obat anti nyamuk
c. Tidur memakai kelambu atau oleskan krim anti nyamuk
d.Memakai pakaian tertutup, seperti kemeja lengan panjang dan celana panjang jika keluar rumah di malam hari
3. Menjaga kebersihan lingkungan, dengan
a. Membersihkan lingkungan dan peralatan rumah tangga secara rutin
b.Tidak membiarkan air tergenang di sekitar rumah
c. Menutup penampungan air jika sedang tidak digunakan
d.Tidak menggantung pakaian atau kain bekas pakai dekat tempat tidur
Pengobatan Malaria
Penyakit malaria bisa disembuhkan dengan penggunaan obat-obatan. Lama pengobatannya tergantung dari kapan dan lokasi seseorang terinfeksi, usia, dan kondisi (sedang hamil, komplikasi penyakit lainnya). Namun, secara umum penyakit malaria bisa disembuhkan dalam dua minggu dengan pengobatan yang tepat. Berikut adalah obat-obatan yang biasa digunakan untuk menyembuhkan penyakit malaria:
1. Pil Kina
Pil kina atau klorokuin fosfat merupakan obat untuk memerangi infeksi parasit. Namun, di banyak tempat parasit plasmodium sudah resisten terhadap klorokuin fosfat, sehingga bukan lagi merupakan pengobatan yang efektif.
2. Terapi Kombinasi Berbasis Artemisinin (ACT)
Kementerian Kesehatan RI dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan Artemisinin-based Combination Therapy (ACT) sebagai pengobatan untuk menyembuhkan penyakit malaria. Terapi ini memadukan dua atau lebih obat untuk melawan parasit malaria dengan cara yang berbeda, seperti artemether-lumefantrine (Coartem) dan artesunate-mefloquine.
Jika malaria tidak diobati dan ditangani dengan baik, dapat mengakibatkan berbagai komplikasi yang membahayakan kesehatan, bahkan kematian. Beberapa gangguan kesehatan yang timbul jika malaria tidak diobati, antara lain:
1. Anemia
Kerusakan sel-sel darah merah oleh parasit malaria lambat laun akan menyebabkan anemia parah.
2. Kerusakan pada otak
Kerusakan pada sel-sel darah merah dapat menyebabkan pembengkakan pada otak yang meningkatkan risiko kerusakan otak permanen, kejang hingga koma.
3. Kegagalan organ tubuh
Parasit penyebab malaria dapat menimbulkan gangguan pada fungsi organ tubuh, seperti ginjal, hati, dan limpa, yang dapat mengakibatkan kematian.
4. Gangguan pernapasan
Penderita malaria dapat mengalami kesulitan bernapas akibat cairan yang terkumpul dalam paru-paru (edema paru).
5. Kerusakan pada sistem saraf
Parasit plasmodium falciparum dapat menginfeksi sistem saraf pusat, mengakibatkan gangguan neurologis, seperti kejang, kebingungan, bahkan kelumpuhan.
Sumber: ayosehat.kemkes