Home > Bisnis

Ektoparasit Tikus, Si Kecil Penyebab Beberapa Penyakit

Oleh drh. Ayu Pradipta Pratiwi
Ilustrasi. Seekor tikus melintasi platform kereta bawah tanah. Gambar: Republika
Ilustrasi. Seekor tikus melintasi platform kereta bawah tanah. Gambar: Republika

DIAGNOSA -- Tikus dikenal memiliki hubungan dekat dengan manusia dan menjadi sumber berbagai macam penyakit. Di permukaan tubuh tikus terdapat beberapa jenis ektoparasit dengan tempat kesukaan yang berbeda – beda. Ektoparasit sendiri adalah parasit yang hidup di bagian luar dari tempatnya bergantung atau pada permukaan tubuh inangnya. Ektoparasit pada tubuh tikus diketahui mampu menularkan beberapa penyakit. Terdapat 5 jenis ektoparasit yang sering ditemukan di tubuh tikus yaitu :

1. Pinjal

Pinjal adalah jenis ektoparasit dari Ordo Siphonoptera. Pinjal tidak memiliki sayap namun mampu melompat hingga 200 kali dari panjang tubuhnya. Tikus merupakan tempat hidup bagi pinjal dewasa. Pinjal menyukai mamalia yang hidup di dalam sarang, lubang, atau tempat – tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung. Pinjal betina dewasa menghisap darah tikus untuk mematangkan telurnya. Pinjal tikus dapat melompat dan menghisap darah manusia di sekitarnya. Gigitan pinjal dapat menyebabkan dermatitis atau gatal – gatal. Selain itu pinjal diketahui sebagai vektor untuk penyakit pes, murine typus dan bartonellosis.

2. Caplak

Caplak merupakan arthropoda dari Ordo Ixodida yang hidup di permukaan tubuh inang, biasanya berada di area leher dan kepala tikus. Caplak sering ditemukan pada jenis tikus yang hidup di luar rumah, kebun, semak, rerumputan, dan hama. Caplak akan menempel pada tubuh inang hingga kenyang untuk selanjutnya menjatuhkan diri ke tanah, Beberapa penyakit yang ditularkan oleh caplak tikus adalah colorado tick fever, crimean congo haemorrhagic fever, kyasanur forest disease, boutonneseuse fever, north Asian tick typhus, Qfever, rickettsia spotted fever.

3. Tungau

Tungau atau disebut chigger dalam Bahasa Inggris, merupakan Artropoda dari Ordo Trombidiformes. Tungau memiliki sifat kosmopolitan, dimana semua jenis tikus dapat terinfestasi tungau. Tungau sering ditemukan pada bagian punggung dan paha tikus. Penyakit yang diperantarai vektor tungau adalah scrub typhus.

4. Tungau trombiculid

Tungau trombikulid merupakan salah satu famili tungau yaitu Trumbiculidae. Tungau trombiculid bersifat parasitik hanya pada fase larva, sebagai ektoparasit pada beberapa jenis mamalia dan burung. Fase dewasa tungau trombikulid hidup bebas di lingkungan tanah, terutama di daerah semak dengan rerumputan atau di hutan.Tungau trombikulid diketahui sebagai vektor penyakit scrub typhus.

5. Kutu

Kutu (lice) merupakan anggota kelas Insekta tidak bersayap yang hidup sebagai ektoparasit. Kutu menghisap cairan tubuh inangnya (darah) untuk bertahan hidup. Kutu akan tinggal di tubuh inang sepanjang hidupnya. Kutu menyukai mamalia yang berambut tebal dan hidup di lingkungan yang terhindar dari sinar matahari langsung. Kutu tikus tidak menularkan penyakit pada manusia karena spesies kutu tikus tidak berpindah-pindah inang dari satu spesies ke spesies lainnya.

Pengendalian ektoparasit yang diketahui sebagai vektor penyakit ditekankan pada perlindungan manusia dari gigitan atau gangguan ektoparasit tersebut.

Pengendalian ektoparasit yang dilakukan tanpa insektisida dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Membersihkan lingkungan dalam dan luar rumah.

2. Meniadakan tempat – tempat yang berpotensi sebagai sarang tikus

3. Menggunakan APD saat berhubungan dengan kegiatan membersihkan habitat tikus.

4. Di daerah endemis pes, pengendalian dapat dilakukan dengan menaburkan insektisida serbuk di sekitar run-way tikus

Sumber: ayosehat.kemkes

× Image