Brasil Lepas Nyamuk Rekayasa Genetika untuk Melawan Demam Berdarah
Telur nyamuk jantan modifikasi Oxitec ditempatkan di dalam kotak dan diinstruksikan untuk menetas dengan penambahan air. Nyamuk A aegypti biasanya bertelur di air yang tergenang, khususnya di dinding bagian dalam wadah yang menampung air, seperti mangkuk atau ban. Karena itu, kotak Oxitec meniru apa yang terjadi di alam liar.
"Nyamuk yang dimodifikasi menyelesaikan siklus di dalam kotak-kotak ini dalam waktu sekitar sepuluh hari dan nyamuk dewasa keluar untuk melakukan tugasnya," kata manajer umum Oxitec, Natalia Ferreira kepada Reuters di Brasil.
Pendekatan itu, kata Ferreira, bisa mengurangi jumlah populasi A aegypti hingga 90 persen di wilayah nyamuk rekayasa dilepaskan. Menurut laporan Reuters, Oxitec melepaskan mereka ke sejumlah kota di Brasil, termasuk Suzano di negara bagian Sao Paulo, yang mengumumkan keadaan darurat demam berdarah pada Februari.
Brasil bukanlah negara pertama yang menerima hama buatan Oxitec. Pada tahun 2021 misalnya, nyamuk A aegypti hasil rekayasa genetika dilepaskan di AS untuk mengurangi jumlah nyamuk liar penyebab penyakit di Florida Keys.
Secara terpisah, para ilmuwan dengan sengaja menginfeksi nyamuk di beberapa wilayah di dunia, termasuk Brasil dan AS, dengan sejenis bakteri yang disebut Wolbachia. Hal itu untuk mengurangi kemampuan nyamuk menyebarkan demam berdarah.
Efek Samping
Ada kekhawatiran nyamuk hasil rekayasa genetika itu bisa menghasilkan keturunan yang mampu bertahan hidup dan mewariskan gen mereka kepada nyamuk asli. Hal itu dikhawatirkan membawa konsekuensi logis yang belum diketahui. Namun sejauh ini, belum ada bukti yang menunjukkan hal itu membahayakan manusia. Sumber: Live Science