Home > News

Kasus Campak di AS Naik 17 Kali Lipat Tahun Ini

Terdapat 121 kasus campak yang dilaporkan sepanjang tahun ini.
Terlihat seorang anak dengan bintik-bintik merah akibat campak. Gambar: ABC News
Terlihat seorang anak dengan bintik-bintik merah akibat campak. Gambar: ABC News

DIAGNOSA -- Wabah campak terbaru mengancam status eliminasi Amerika Serikat, menurut laporan baru Lembaga Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Disease Control and Prevention (CDC). Vaksin campak pertama diperkenalkan sekitar tahun 1963 dan berlangsung selama bertahun-tahun, penyakit ini dianggap telah hilang dari Amerika (AS) sekitar tahun 2000.

Meskipun terjadi wabah sesekali, AS mampu mempertahankan status eliminasinya. Kasus-kasus bermunculan karena perjalanan internasional dan komunitas yang tidak atau kurang divaksinasi.

Namun, peningkatan pesat dalam jumlah kasus campak selama kuartal pertama tahun 2024, merupakan ancaman baru terhadap status eliminasi campak di AS,” menurut laporan lembaga CDC pada hari Kamis, 11/4/2024.

Hingga 11 April 2024, terdapat 121 kasus campak yang dilaporkan di AS. Angka ini setidaknya 17 kali lipat lebih tinggi dibandingkan jumlah rata-rata kasus yang tercatat pada periode yang sama dari tahun 2020 hingga 2023.

“Yang mengejutkan pada tahun 2024 adalah kita melihat peningkatan yang signifikan,”, kata ahli epidemiologi dan kepala inovasi di Rumah Sakit Anak Boston dan kontributor ABC News, Dr. John Brownstein.

Dr. John Brownstein, mengungkapkan Ini adalah angka yang mengkhawatirkan karena ini menunjukkan tren yang menuju ke arah yang salah bagi kita, sebuah virus yang telah berhasil kita kendalikan, sebuah virus yang vaksinnya telah kita miliki secara efektif.

“Kami melihat peningkatan kasus yang sangat disayangkan, dan sebenarnya dapat dicegah, sehingga wabah ini menyoroti fakta bahwa sayangnya kita belum selesai menangani penyakit campak,” tambahnya.

Tahun ini kata Dr. John Brownstein, jumlah kasus campak melonjak karena beberapa wabah lokal, termasuk di rumah sakit anak-anak dan pusat penitipan anak di Philadelphia , sebuah sekolah dasar di Florida dan di pusat migran di Chicago .

Campak sangat menular sehingga seorang pasien campak dapat menulari hingga 90% kontak dekatnya yang tidak kebal.

Sementara Direktur Pusat Pendidikan Vaksin dan dokter di divisi penyakit menular di Rumah Sakit Anak Philadelphia, Paul Offit menyatakan bahwa hampir semua orang di AS yang menderita campak dalam beberapa tahun terakhir melakukan perjalanan internasional ke negara di mana campak berada. campak belum berhasil dihilangkan atau terjadi di sekitar seseorang yang melakukan perjalanan internasional, dan bahwa para imigran tidak bertanggung jawab atas wabah sporadis tersebut.

Dia mengatakan kepada ABC News bahwa lebih dari 20 tahun sejak status eliminasi diumumkan, Amerika seharusnya tidak lagi melihat adanya ancaman baru seperti sekarang.

“Ini semakin buruk; saya pikir adil untuk mengatakan bahwa hal ini semakin buruk,” kata Paul Offit.

Offit mengungkapkan data CDC, belum ada penularan campak selama 12 bulan berturut-turut, kita masih dianggap telah memberantas campak, tapi kita sudah mencapainya.” Ungkapnya.

Ini bukan pertama kalinya status eliminasi campak berada dalam risiko. Pada tahun 2019, terdapat 1.274 kasus yang dilaporkan akibat wabah di negara bagian Washington dan di Negara Bagian New York dan Kota New York.

Sebuah laporan CDC pada bulan November menemukan bahwa pengecualian untuk vaksinasi rutin anak-anak di kalangan anak taman kanak-kanak di AS berada pada tingkat tertinggi yang pernah ada. Laporan CDC tersebut menemukan bahwa sekitar 93% anak taman kanak-kanak menerima vaksin rutin masa kanak-kanak tertentu, termasuk vaksin campak, gondok, rubella (MMR) untuk tahun ajaran 2022-23. Angka ini hampir sama dengan tahun ajaran sebelumnya, namun lebih rendah dari angka 94% pada tahun ajaran 2020-21 dan 95% pada tahun ajaran 2019-20, sebelum pandemi COVID-19. Persentase terakhir telah menjadi standar selama sekitar 10 tahun.

Paul Offit, mengatakan ada persentase penting dari orang tua yang memilih untuk tidak memvaksinasi anak mereka dengan vaksin MMR. Ada berbagai alasan, termasuk keengganan terhadap vaksin COVID-19 yang mempengaruhi pilihan untuk menerima vaksin lain dan tidak mengingat seberapa serius penyakit campak sebelum mendapatkan vaksin.

Sementara profesor pengobatan pencegahan di Vanderbilt University Medical Center, Dr. William Schaffner, mengatakan kepada ABC News, menyatakatan banyak Informasi yang salah tentang campak, sesunggguhnya semua orang pernah terkena campak dan sembuh. Hal ini tidak mencerminkan keseriusan infeksi campak. Bahkan campak tanpa komplikasi pun membuat anak-anak menderita

Ia menjelaskan bahwa campak dapat menyebabkan beberapa komplikasi termasuk konjungtivitis, atau mata merah; sensitivitas cahaya; radang paru-paru; dan ensefalitis, atau radang otak.

Para ahli mengatakan penting bagi dokter anak untuk mengedukasi kepada orang tua tentang ketakutan mereka terhadap vaksin tersebut.

“Nomor satu adalah mencari tahu apa yang menyebabkan mereka memilih untuk tidak melakukan vaksinasi, apa ketakutannya, karena ketakutan tersebut selalu dapat diatasi dengan informasi,” tutupnya

Sumber: ABC News

× Image