Home > Sains

Kedalaman Seorang Psikopat, Bisa Menipu dengan 2 Jenis Empati

Orang dengan sifat psikopat sering kali kesulitan dengan empati emosional, namun mereka biasanya mahir dalam empati kognitif dan dapat menggunakannya untuk memanipulasi orang.

Jika Anda menampilkan wajah dengan sangat cepat atau memadukan emosi, maka orang dengan psikopat tampaknya akan kesulitan. Kesulitannya, kata Sommers, bukan karena psikopat tidak memiliki empati, namun mereka tidak memiliki kemampuan alami melakukannya dengan mudah.

"Tapi apakah ini keterampilan yang bisa dipelajari oleh psikopat? Ada banyak alasan untuk meyakini hal tersebut," kata Sommers. Mereka bisa merasakan empati dan kemampuan itu tampaknya berubah tergantung pada situasi yang menjanjikan.

Jadi mengapa perilaku ini berkembang? Para ilmuwan belum yakin secara pasti, meskipun bukti menunjukkan disebabkan oleh campuran faktor genetik dan lingkungan. Meskipun penyebabnya tidak diketahui, efek psikopat pada otak sudah diketahui secara pasti.

Penelitian telah menunjukkan perbedaan besar dalam struktur otak dan cara berbagai wilayah otak berkomunikasi pada individu psikopat. “Ukuran struktur dan fungsi amigdala, yang merupakan wilayah otak yang penting untuk proses emosional kita, terlihat berbeda pada orang dengan psikopati,” kata Sommers.

Orang psikopat juga bisa dilihat dari perbedaan struktur prefrontal otak yang berkaitan dengan kognisi umum dan pengendalian perilaku. Orang dengan psikopat pada dasarnya memiliki otak yang sangat berbeda.

Perbedaan neurologis ini berarti individu psikopat tidak memproses emosi dengan cara yang sama seperti individu tanpa psikopat, dan kesenjangan fisik tersebut sulit diatasi. Perawatan saat ini bergantung pada kombinasi pendekatan, termasuk terapi perilaku kognitif dan pengobatan. Namun tidak ada obat sederhana yang bisa membantu individu psikopat dengan mudah mengalami empati.

Strategi yang berfokus pada penghargaan atas perilaku yang baik telah menunjukkan beberapa keberhasilan dalam membantu pasien beradaptasi dengan masyarakat. Howner dan Sommers mengatakan, hal itu harus menjadi fokus intervensi, daripada mengembangkan empati.

“Data saat ini menunjukkan bahwa psikopat tidak dapat diobati dibandingkan gangguan kejiwaan lainnya,” kata Sommers.

“Ada narasi yang disayangkan mengenai psikopat, bahwa orang-orang ini pada dasarnya jahat, namun masyarakat perlu menyadari bahwa ini adalah kondisi yang patut mendapat dukungan dan memerlukan pengobatan.”

× Image